Profil Samuel Eto'o
Profil Samuel Eto'o (Chelsea)
|
---|
Kebangsaan: | Cameroon |
---|---|
Tanggal Lahir: | 1981-03-10 |
Tinggi Badan: | 180 cm |
Berat Badan: | 79 kg |
Shirt No: | 29 |
Tanggal Bergabung: | 2012-08-29 |
Klub Sebelumnya: | Anzhi Makhachkala |
Posisi: | Striker |
Chelsea Football Club dengan gembira mengumumkan perekrutan
Samuel Eto'o dari Anzhi Makhachkala.
Pemain berusia 32 tahun ini telah menandatangani satu tahun kontrak dan menyelesaikan proses transfernya, dan mengatakan: "Saya sangat gembira bisa berada di sini tetapi juga merasa gelisah karena saya ingin bisa bermain sesegera mungkin."
"Ini bukanlah keputusan yang sulit. Saya melihat kualitas yang Chelsea miliki, dan saya sangat senang dengan Jose Mourinho, jadi ketika kesempatan itu datang, saya sangat gembira untuk menerimanya."
Seorang striker yang subur yang telah mencetak banyak gol di level tertinggi dalam karirnya, Eto'o memulai karir di Kamerun sebelum bergabung dengan akademi pemain muda Real Madrid pada 1997. Ia kemudian dipinjamkan ke Leganes, Espanyol, dan Real Mallorca. Di Mallorca, ia menjalani masa-masa yang mengubah awal karirnya, dan penampilannya yang impresif membuat Eto'o pindah secara permanen ke klub tersebut pada tahun 2000. Salah satu momen paling menonjol darinya di sana adalah ketika ia mencetak dua gol untuk membantu timnya menang 3-0 atas Recreativo pada final Copa Del Rey 2003.
Setelah tampil menonjol dengan insting predatornya di depan gawang dan setelah membantu Mallorca mengamankan kelolosan ke Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka, tidak mengherankan jika kemudian beberapa klub terbesar Eropa mulai menunjukkan ketertarikan untuk merekrutnya. Dan setelah ia menjadi pencetak gol terbanyak di liga dalam sejarah Mallorca, ia pindah ke Barcelona pada tahun 2004.
Eto'o membuat debutnya di pertandingan tandang melawan Racing Santander di hari pembuka musim 2004/05 dan mencetak gol kedua untuk meraih kemenangan 2-0, sebelum kemudian mencetak empat gol dalam dua pertandingan berikutnya.
Imbas kehadiranya begitu signifikan sehingga di akhir Oktober ia sudah mencetak delapan gol di liga, sebuah performa yang terus berlanjut di sepanjang musim hingga tim asuhan Frank Rijkaard itu memenangkan gelar La Liga.
Di musim itu, ia juga mencetak gol kemenangan bagi Barcelona saat mengalahkan Chelsea 2-1 di Camp Nou di Liga Champions, meski akhirnya The Blues lah yang lolos berkat kemenangan 4-2 di leg kedua di Stamford Bridge.
Eto'o sekali lagi memainkan peran yang penting di musim berikutnya, saat Barcelona mempertahankan gelar domestik mereka. Ia juga mengakhiri musim sebagai top skorer di La Liga dengan 26 gol, unggul tipis atas David Villa. Hasil yang lebih mengesankan terjadi di Liga Champions, karena Barcelona bisa mengalahkan Arsenal 2-1 di Paris untuk mengangkat trofi juara. Ia dijatuhkan oleh kiper The Gunners, Jens Lehmann di awal pertandingan dan membuat sang kiper mendapat kartu merah, dan mencetak gol penyeimbang 14 menit sebelum waktu normal usai saat timnya tertinggal 1-0, sebelum gol kemenangan di babak tambahan dicetak oleh Juliano Belletti.
Setelah menjalani musim yang brilian, Eto'o mendapat peringkat ketiga di acara penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA, di mana rekan seklubnya, Ronaldinho, menjadi pemenangnya dan Frank Lampard menjadi runner-up.
Rasio gol per pertandingannya terus impresif dalam dua musim berikutnya di Barcelona, dan ia mengakhiri karirnya di klub itu dengan sangat baik: mencetak gol pembuka saat Barcelona mengalahkan Manchester United 2-0 di Roma untuk meraih gelar juara Liga Champions lainnya, dan melengkapi gelar trebel mereka musim itu. Selama lima tahun di Camp Nou, ia mencetak 152 gol dalam 232 penampilan.
Di musim panas 2009, Eto'o pindah ke Italia, dengan menjadi bagian dari transfer Zlatan Ibrahimovic dari Inter dan pindah ke klub tersebut.
Di bawah asuhan Mourinho, yang menjadi manajer Inter saat itu, Eto'o menikmati musim pertama yang indah di San Siro. Ia juga mencetak satu-satunya gol saat Inter menang 1-0 di Stamford Bridge di babak knockout Liga Champions, dan memastikan kemenangan agregat 3-1 bagi klub Italia itu, sebelum nantinya meraih kemenangan 2-0 atas Bayern Munich di final.
Eto'o pun meraih gelar itu untuk ketiga kalinya dalam karirnya, dan juga menikmati trebel gelar di musim yang sama setelah Inter juga meraih gelar juara liga dan Piala Italia.
Di musim kedua dan terakhirnya di Inter, Eto'o makin berkembang. Ia mencetak hat-trick di Liga Champions atas Werder Bremen dan mengakhiri karirnya dengan dua gol ke gawang Palermo saat mereka menang 3-1 di final Piala Italia.
Eto'o mengakhiri dua tahunnya di Inter dengan mencetak 53 gol dalam 102 penampilan.
Pada Agustus 2011, Eto'o bergabung dengan klub Rusia, Anzhi Makhachkala, dan sang striker melakukan debutnya dengan baik, mencetak gol ke gawang FC Rostov.
Eto'o kemudian menjadi kapten Anzhi dan mencetak gol secara reguler, dan gol terakhirnya bagi klub saat meraih hasil seri 1-1 melawan Kryliya Sovetov di bulan Juli.
Di level internasional, Eto'o menjadi pemain reguler bagi Kamerun selama bertahun-tahun setelah melakukan debutnya sebelum ia berusia 15 tahun. Di usia 17 tahun, ia menjadi bagian dari tim yang ke Perancis untuk Piala Dunia 1998, di mana ia menjadi pemain termuda di turnamen tersebut.
Empat tahun kemudian ia mencetak gol kemenangan Kamerun di satu-satunya kemenangan mereka di Piala Dunia 2002, yaitu atas Arab Saudi.
Ia juga menjadi kapten Kamerun di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dan mencetak gol di pertandingan melawan Denmark dan Belanda, meski gol-golnya tidak bisa mencegah mereka dari tersingkir di babak grup.
Ia adalah pemenang empat kali gelar Pemain Terbaik Afrika.
Pemain berusia 32 tahun ini telah menandatangani satu tahun kontrak dan menyelesaikan proses transfernya, dan mengatakan: "Saya sangat gembira bisa berada di sini tetapi juga merasa gelisah karena saya ingin bisa bermain sesegera mungkin."
"Ini bukanlah keputusan yang sulit. Saya melihat kualitas yang Chelsea miliki, dan saya sangat senang dengan Jose Mourinho, jadi ketika kesempatan itu datang, saya sangat gembira untuk menerimanya."
Seorang striker yang subur yang telah mencetak banyak gol di level tertinggi dalam karirnya, Eto'o memulai karir di Kamerun sebelum bergabung dengan akademi pemain muda Real Madrid pada 1997. Ia kemudian dipinjamkan ke Leganes, Espanyol, dan Real Mallorca. Di Mallorca, ia menjalani masa-masa yang mengubah awal karirnya, dan penampilannya yang impresif membuat Eto'o pindah secara permanen ke klub tersebut pada tahun 2000. Salah satu momen paling menonjol darinya di sana adalah ketika ia mencetak dua gol untuk membantu timnya menang 3-0 atas Recreativo pada final Copa Del Rey 2003.
Setelah tampil menonjol dengan insting predatornya di depan gawang dan setelah membantu Mallorca mengamankan kelolosan ke Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka, tidak mengherankan jika kemudian beberapa klub terbesar Eropa mulai menunjukkan ketertarikan untuk merekrutnya. Dan setelah ia menjadi pencetak gol terbanyak di liga dalam sejarah Mallorca, ia pindah ke Barcelona pada tahun 2004.
Eto'o membuat debutnya di pertandingan tandang melawan Racing Santander di hari pembuka musim 2004/05 dan mencetak gol kedua untuk meraih kemenangan 2-0, sebelum kemudian mencetak empat gol dalam dua pertandingan berikutnya.
Imbas kehadiranya begitu signifikan sehingga di akhir Oktober ia sudah mencetak delapan gol di liga, sebuah performa yang terus berlanjut di sepanjang musim hingga tim asuhan Frank Rijkaard itu memenangkan gelar La Liga.
Di musim itu, ia juga mencetak gol kemenangan bagi Barcelona saat mengalahkan Chelsea 2-1 di Camp Nou di Liga Champions, meski akhirnya The Blues lah yang lolos berkat kemenangan 4-2 di leg kedua di Stamford Bridge.
Eto'o sekali lagi memainkan peran yang penting di musim berikutnya, saat Barcelona mempertahankan gelar domestik mereka. Ia juga mengakhiri musim sebagai top skorer di La Liga dengan 26 gol, unggul tipis atas David Villa. Hasil yang lebih mengesankan terjadi di Liga Champions, karena Barcelona bisa mengalahkan Arsenal 2-1 di Paris untuk mengangkat trofi juara. Ia dijatuhkan oleh kiper The Gunners, Jens Lehmann di awal pertandingan dan membuat sang kiper mendapat kartu merah, dan mencetak gol penyeimbang 14 menit sebelum waktu normal usai saat timnya tertinggal 1-0, sebelum gol kemenangan di babak tambahan dicetak oleh Juliano Belletti.
Setelah menjalani musim yang brilian, Eto'o mendapat peringkat ketiga di acara penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA, di mana rekan seklubnya, Ronaldinho, menjadi pemenangnya dan Frank Lampard menjadi runner-up.
Rasio gol per pertandingannya terus impresif dalam dua musim berikutnya di Barcelona, dan ia mengakhiri karirnya di klub itu dengan sangat baik: mencetak gol pembuka saat Barcelona mengalahkan Manchester United 2-0 di Roma untuk meraih gelar juara Liga Champions lainnya, dan melengkapi gelar trebel mereka musim itu. Selama lima tahun di Camp Nou, ia mencetak 152 gol dalam 232 penampilan.
Di musim panas 2009, Eto'o pindah ke Italia, dengan menjadi bagian dari transfer Zlatan Ibrahimovic dari Inter dan pindah ke klub tersebut.
Di bawah asuhan Mourinho, yang menjadi manajer Inter saat itu, Eto'o menikmati musim pertama yang indah di San Siro. Ia juga mencetak satu-satunya gol saat Inter menang 1-0 di Stamford Bridge di babak knockout Liga Champions, dan memastikan kemenangan agregat 3-1 bagi klub Italia itu, sebelum nantinya meraih kemenangan 2-0 atas Bayern Munich di final.
Eto'o pun meraih gelar itu untuk ketiga kalinya dalam karirnya, dan juga menikmati trebel gelar di musim yang sama setelah Inter juga meraih gelar juara liga dan Piala Italia.
Di musim kedua dan terakhirnya di Inter, Eto'o makin berkembang. Ia mencetak hat-trick di Liga Champions atas Werder Bremen dan mengakhiri karirnya dengan dua gol ke gawang Palermo saat mereka menang 3-1 di final Piala Italia.
Eto'o mengakhiri dua tahunnya di Inter dengan mencetak 53 gol dalam 102 penampilan.
Pada Agustus 2011, Eto'o bergabung dengan klub Rusia, Anzhi Makhachkala, dan sang striker melakukan debutnya dengan baik, mencetak gol ke gawang FC Rostov.
Eto'o kemudian menjadi kapten Anzhi dan mencetak gol secara reguler, dan gol terakhirnya bagi klub saat meraih hasil seri 1-1 melawan Kryliya Sovetov di bulan Juli.
Di level internasional, Eto'o menjadi pemain reguler bagi Kamerun selama bertahun-tahun setelah melakukan debutnya sebelum ia berusia 15 tahun. Di usia 17 tahun, ia menjadi bagian dari tim yang ke Perancis untuk Piala Dunia 1998, di mana ia menjadi pemain termuda di turnamen tersebut.
Empat tahun kemudian ia mencetak gol kemenangan Kamerun di satu-satunya kemenangan mereka di Piala Dunia 2002, yaitu atas Arab Saudi.
Ia juga menjadi kapten Kamerun di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dan mencetak gol di pertandingan melawan Denmark dan Belanda, meski gol-golnya tidak bisa mencegah mereka dari tersingkir di babak grup.
Ia adalah pemenang empat kali gelar Pemain Terbaik Afrika.
Komentar
Posting Komentar