Profil Frank Lampard
Frank Lampard (Chelsea)
Kebangsaan: | Inggris |
---|---|
Tanggal Lahir: | 1978-06-20 |
Tinggi Badan: | 184cm |
Berat Badan: | 88.0kg |
Shirt No: | 8 |
Tanggal Bergabung: | |
Klub Sebelumnya: | West Ham United, Swansea City (Pinjaman) |
Posisi: | Gelandang |
Menyandang gelar pencetak gol
kemenangan di Liga, piala FA dan final Liga Champions, tidak ragu dalam
mengambil tendangan penalti, umpan-umpan yang gemilang dan memecahkan rekor
sering tampil, Frank Lampard memiliki semua kriteria tersebut sebagai
pesepakbola, bahkan dalam minggu-minggu pertandingan dan diluar pertandingan
dedikasinya merupakan prestasi dari bakat alami yang dimilikinya. Dia tidak
diragukan lagi sebagai seorang pemain terbaik yang pernah memakai kostum
Chelsea.
Setelah awal musim yang
biasa-biasa saja di Stamford Bridge, dengan koleksi 15 gol dalam dua musim
diikuti transfer senilai 11 juta poundsterling dari West Ham, Frank menjelma
menjadi salah satu pemain terbaik Eropa.
Tanda tanda kepiawaiannya dalam
mengatur ritme pertandingan rekan-rekannya adalah ketika berhadapan dengan Patrick
Viera dari Arsenal di laga final Piala FA dengan mengalahkannya di akhir musim
pertamanya.
Pada musim 2003/2004, musim pertama
dibawah kepemilikan Roman Abramovich dan musim ketiga di klub bagi Frank, ia
tetap mempertahankan posisinya walaupun banyak pendatang baru dan kepiawaiannya
hanya dapat dikalahkan oleh Thierry Henry ketika penghargaan bagi pesepakbola
Inggris diumumkan.
Penampilan terbaiknya terus
berlanjut hingga musim 2004/05, seperti halnya mencetak gol, tendangan kerasnya
mampu melesatkan Chelsea menjadi jawara liga Inggris musim itu, sekaligus
sebagai pencetak gol terbanyak bagi seorang gelandang dengan menorehkan 13 gol
di liga dan total 19 gol di semua ajang kompetisi. Tak ada satupun pemain yang
lebih pantas menciptakan dua gol ajaib ke gawang Bolton selain dirinya yang
memastikan kemenangan pada kompetisi tersebut.
Menjadi pemain terbaik versi majalah
olahraga pada tahun itu sekaligus runner up di ajang penghargaan
pesepakbola Eropa dan penghargaan pemain terbaik Dunia dalam pemungutan
suara pada tahun 2005, Frank terus membuktikan kemampuannya dalam sepakbola
modern yang membuat timnya dapat mengulangi sukses mempertahankan gelar liga
Inggris musim 2005/2006.
Pada Desember 2005, dia tidak dapat
bermain karena terserang virus, hal ini mengakhiri rekor 164 kali
pertandingan berturut-turut di liga Inggris, dikalahkan oleh rekor kiper Brad
Friedel.
Musim 2006/07, 62 kali penampilannya
adalah jumlah tertinggi dari pemain Chelsea lainnya dalam satu musim dan
walaupun musim berikutnya dihalangi oleh dua kali cedera dan masa berkabung,
Frank terus menjaga konsistensi Chelsea melalui kelihaiannya dilapangan tengah
pada setiap pertandingan dan berhasil mencetak 20 gol di akhir musim.
Cedera yang melanda memang patut
disayangkan, namun tragedi penting terjadi pada bulan April 2008 dengan
meninggalnya Ibunda Frank. Dengan keteguhan hati dan kepercayaan diri Ia
mencetak gol penting dari titik penalti pada laga semifinal Liga Champions
melawan Liverpool sekembalinya dari cuti duka cita, diikuti torehan gol
dramatis untuk menyamaan kedudukan di Final, merupakan musim yang paling
berkesan bagi Frank Lampard.
Sejak saat itu Lampard telah menjadi
gelandang yang mampu mencetak gol terbanyak bagi Chelsea sekaligus
sebagai pemain Chelsea yang meraih gelar penampilan terbanyak bersama timnas.
Kontrak lima tahun telah ditanda tangani pada musim panas tahun 2008, dan dia
cepat beradaptasi untuk menemukan bentuk permainan dalam mencetak gol,
menggetarkan jala lawan dengan keberanian menusuk dari sisi lapangan di Hull
pada Oktober tahun ini, secara otomatis menjadi pesaing dalam gol terbaik
Chelsea musim ini walaupun akhirnya dimenangkan oleh Michael Essien dengan
tendangan volinya ke gawang Barcelona di Liga Champion.Ketika performa
permainan rekan-rekannya mulai menurun, performa Frank tetap tak berubah
dibawah era kepelatihan Luiz Felipe Scholari, mencetak beberapa gol penting
selama natal 2008 untuk tetap menjaga jarak dengan pimpinan klasemen.
Kedatangan Guus Hiddink pada
pertengahan musim memberikan kebebasan bereksperimen di lapangan bagi lampard,
dan Ia membayar kepercayaan sang pelatih dengan gol pada menit-menit akhir di
ajang Liga Inggris untuk memastikan kemenangan atas Wigan dan skor 4-4 pada
laga yang menegangkan melawan Liverpool di ajang liga Champion, sebelum
akhirnya tersingkir dari kancah Eropa dengan hasil kontroversial ketika melawan
Barcelona. Namun ada kegembiraan ketika sepakannya ke gawang Everton di babak
kedua membawanya memenangkan piala FA 2009, perayaan golnya tersebut ditujukan
sebagai penghormatan bagi ayahnya yang bermain pada semi final piala FA 29
tahun lalu.
Dengan torehan 27 gol yang luar
biasa dari lapangan tengah pada musim 2009/10 serta umpan-umpan gemilangnya
Chelsea berhasil memenangkan Double Winner, performa Frank semakin tajam
seiring usianya, khususnya pada faktor rentan cedera dan kelihaiannya dalam
menghindari hukuman kartu kuning selama kompetisi berlangsung.
Musim 2009/10 adalah musim yang
sangat bersejarah buat Frank, di wembley ketika dia menyumbangkan Gol pada laga
Community Shield, turut mengatur permainan rekan setimnya dan memenangkan
laga dengan tendangan penalti.
Di usia 31 tahun, dalam 10
pertandingan tanpa mencetak satu gol pun sebelum membuahkan 4 gol di 3 laga
kandang pada bulan Oktober.
Setelah gagal mengeksekusi penalti
ke gawang Manchester City di awal laga setelah Natal, Ia berhasil mengeksekusi
dua penalti ke gawang Portsmouth dan West Ham yang berhasil mengangkat Timnya
keluar dari keterpurukan.
Irama permainannya kembali bangkit
setelah kecewa karena disingkirkan Inter Milan pada babak pertama penyisihan
grup Liga Champion dengan melesakkan 4 gol ke gawang Aston Villa dengan skor
akhir untuk Chelsea 7-1
Prestasi, itulah kata yang tepat
diberikan padanya atas gol-golnya di setiap pertandingan, mengoleksi 150 gol
bagi Chelsea dan melampaui rekor Roy Bentley untuk menjadi pencetak gol ketiga
terbanyak sepanjang masa di Chelsea.
Kembali mencetak gol dari titik
penalti ke gawang Aston Villa di wembley untuk memastikan satu tiket di putaran
final piala FA, fokus pertandingan dialihkan pada kompetisi tersebut, dan
pada laga itulah Frank benar-benar di andalkan.
Terjadi perayaan besar di Anfield
saat Ia berhasil menaklukan tuan rumah mantan klub dari rekan setimnya Nicolas
Anelka untuk memastikan kemenangan penting dari sisa pertandingan musim itu.
Pada pertandingan terakhir di
kompetisi Liga Frank mendapatkan kesempatan mengeksekusi penalti untuk
memberikan dua gol bagi tim asuhan Carlo Ancelotti sebagai modal dalam
perebutan tempat saat melawan Wigan, dan merencanakan rotasi pemain dimana kami
harus mengalahkan Portsmouth pada final piala FA.
Adalah tendangan bebas Drogba yang
memecah kebuntuan saat berlaga di Wembley, walaupun kontribusi maksimal
Frank adalah eksekusi penalti yang melebar di samping gawang, ia tetap naik ke
podium untuk mengangkat Piala bersama John Terry.
Musim 2010/11 adalah musim dimana
Lampard didera cedera panjang. Pulih dari operasi hernia, Ia mengalami cedera
Tendon di bagian atas kakinya dalam sesi latihan yang membuatnya absen empat
bulan lebih lama dari yang diperkirakan Tim.
Ia menorehkan gol keduanya pada
pertandingan pertama musim 2011 dan terus mengoleksi 13 gol sampai akhir musim.
Pada pertandingan Kandang Liga Champion tanggal 6 April kontra Manchester
United, dia menjadi salah satu dari empat pemain yang berhasil tampil 500 kali
bagi Chelsea.
Musim 2011/12 ini menjadi
pertunjukkan bagaimana Lampard pelan tapi pasti semakin mendekati rekor gol
Bobby Tambling sebagai pencetak gol terbanyak bagi klub. Dan meski menginjak
usia 34 tahun pada Juni kemarin, Lampard tetap membuat lebih dari 50 penampilan
dalam semusim lagi di musim 2011/12 ini.
Menjelang berakhirnya musim ini, kemampuan Lampard dan mengalamannya kembali mencuat. Ia mencetak gol lewat tendangan bebas di semi-final Piala FA melawan Tottenham di Wembley dan memberikan umpan bagi Didier Drogba untuk mencetak gol kemenangan di final kompetisi yang sama.
Ia mengakhiri musim dengan menjadi kapten di final Liga Champions di Munich, dan mengangkat trofi bersama kapten kami yang absen karena sanksi setelah mencetak gol penalti ketiga di babak adu penalti.
Menjelang berakhirnya musim ini, kemampuan Lampard dan mengalamannya kembali mencuat. Ia mencetak gol lewat tendangan bebas di semi-final Piala FA melawan Tottenham di Wembley dan memberikan umpan bagi Didier Drogba untuk mencetak gol kemenangan di final kompetisi yang sama.
Ia mengakhiri musim dengan menjadi kapten di final Liga Champions di Munich, dan mengangkat trofi bersama kapten kami yang absen karena sanksi setelah mencetak gol penalti ketiga di babak adu penalti.
Lampard memulai musim ini dengan
bagus. Dia mencetak gol kedua Chelsea di laga pembuka melawan Wigan Athletic
melalui titik putih, sebelum melakukan hal yang sama tiga hari kemudian melawan
Reading di Stamford Bridge.
Gol pertamanya di musim ini dari
permainan terbuka datang pada kemenangan 4-1 atas Norwich City ketika dia
membuat kami unggul 2-1 dan mencetak gol ke-189 untuk Chelsea.
Lampard kemudian harus absen di
beberapa pertandingan karena cedera paha ketika menghadapi Shakhtar Donetsk di
Liga Champions, sebelum membuat debutnya ketika kami menang 3-1 atas Sunderland
di bulan Desember. Dia tampil sebagai pemain pengganti di laga semi-final Piala
Dunia Antar Klub melawan Monterrey dan kemudian kembali bermain dan menjadi
kapten di final melawan Corinthians.
Di penampilannya yang ke-500 di
Premier League dia mencetak gol saat kami menang 8-0 lawan Aston Villa,
semnetara dua golnya membantu kami menang 2-1 atas Everton dan membuat golnya
menjadi 192, hanya berbeda satu gol dari Kerry Dixon di daftar pencetak gol
terbanyak Chelsea.
Lampard menjadi pencetak gol kedua
terbanyak Chelsea ketika mencetak gol dari titik putih di kemenangan 5-1 atas
Southampton di Piala FA, menyamakan rekor Kerry Dixon menjadi 193. Gol tersebut
juga membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak Chelsea di Piala FA, sama dengan
rekor Bobby Tambling sebanyak 25 gol.
Sepekan kemudian, dia mengungguli
rekor Dixon ketika mencetak gol ketiga di kemenangan 4-0 kami atas Stoke
City.
Sebelum Di Chelsea
Ironisnya, Frank selalu mempunyai
kebiasaan yang menjadi salah satu alasan mengapa ia tidak disukai oleh beberapa
Klub yang pernah diperkuatnya.
Bersama Ayahnya yang melatih di Tim
utama West Ham, ketika remaja Frank bergabung di Klub tersebut, sebagian
pendukung di Upton Park meneriakkan Nepotisme karena hal itu. Ia selalu tampil
untuk West Ham yang berada di urutan kelima pada akhir musim 98/99 dan
dipanggil untuk memperkuat Timnas pada musim berikutnya.
Namun ketika Pelatih Harry redknapp
dan Frank senior dipecat pada tahun 2001, sudah saatnya bagi Frank untuk pindah
dan meskipun Leeds yang memungkinkan untuk menjadi tujuannya pada saat itu, dan
disekitar London para pesepakbola bergabung dengan klub yang mampu untuk
meningkatkan karir sepabola mereka.
Gol Internasional
Setelah debutnya menghadapi Belgia
pada tahun 1999, Frank harus menunggu hingga Juni 2003 untuk bermain 90 menit
bersama Timnas Inggris, dan dia berhasil mencetak gol pertamanya pada
bulan Agustus ke gawang Kroasia.
Ialayak menjadi skuad inti Inggris
di piala Eropa 2004 dan terpilih sebagai pemain terbaik tahun itu dengan
torehan 3 gol di 4 pertandingan. Dan terpilih kembali pada tahun 2005.
Yang mengejutkan adalah Frank gagal
mencetak satu golpun pada ajang piala Dunia 2006 di Jerman, walaupun lebih
sering melakukan tembakan ke gawang dari pemain manapun.
Hal tersebut menimbulkan banyak
kritik, tahun-tahun kejayaannya yang penuh gelar penghargaan mendadak
terlupakan, namun dibawah arahan pelatih Steve McClaren dia kembali mencetak
gol, dan juga ketika dilatih oleh Fabio Capello, kritikan terhadap Frank mulai
dipertanyakan dan mulai dihargai dalam sepak terjangnya di Timnas Inggris.
Tidak seperti pada tahun 2006, Frank
tampil di piala dunia 2010 dengan performa terbaiknya, melebihi standardnya
sendiri yang luar biasa.
Bagaimanapun Capello meracik para
pemain tengahnya, Gol-gol Frank kembali berkurang meskipun ia menjadi salah
satu pemain terbaik saat laga melawan Slovenia pada pertandingan ketiga di grup
dan yang paling diingat adalah ketika gol pertamanya di piala dunia tersebut
dianulir oleh wasit karena keputusan hakim garis yang merugikan sehingga
Inggris harus berhadapan dengan jerman.
Operasi hernia menyebabkan Ia harus
absen pada awal pertandingan kualifikasi piala eropa 2012 di Inggris namun Ia
kembali pada tahun 2011 dengan gol-gol dan kemenangan bagi The Three Lions.
Tidak ada satupun pemain Chelsea yang melebihi jumlah penampilannya bagi
Timnas.
Lampard menjadi kapten saat Inggris
menghadapi Spanyol di bulan November, dia mencetak satu-satunya gol di laga
tersebut. Sayangnya, setelah masuk dalam daftar skuat Roy Hodgson untuk Piala
Eropa 2012m dia harus cedera dan gagal mengikuti turnamen tersebut.
Meski demikian, tak lama setelah
turnamen tersebut Lampard kembali bermain melawan Italia di Berne dan dia
lagi-lagi terpilih menjadi kapten dan bermain penting untuk kemenangan 2-1
Inggris setelah sebelumnya sempat tertinggal.
Komentar
Posting Komentar